Ada dua cara melihat apakah seseorang yang kita kenal dengan baik dalam hidup selama ini dapat disebut teman/sahabat atau bukan.
Cara pertama dikemukakan oleh Edward Morgan Foster, seorang sastrawan Inggris yang tekenal dengan novelnya A Room with A View.
Bagi Foster, bila ia ditanya mana yang harus dipilih antara negara dan
sahabatnya, ia akan lebih memilih keberanian untuk mengkhianati
negaranya demi memilih sahabatnya.
Cara kedua dapat terlihat dalam sebuah
kisah "Seekor Beruang dengan Dua Orang Sahabat". Tersebutlah dua orang
sahabat yang sudah lama berteman sedang berjalan bersama melewati sebuah
hutan. Tanpa mereka sadari, tiba-tiba seekor beruang tinggi besar
keluar dari semak-semak dan menghadang dan mengagetkan mereka berdua.
Kedua sahabat tersebut merasa ketakutan dan berpikir bagaimana mereka
dapat selamat dari serangan beruang tersebut.
Orang pertama langsung loncat ketakutan
dan naik ke atas pohon untuk bersembunyi di atasnya, tanpa memperdulikan
nasib temannya. Sedangkan yang seorang lagi, ketika melihat temannya
telah meninggalkan sendiri dan dipaksa untuk menghadapi beruang itu
dengan tanpa senjata. Apa yang dilakukannya? Sentak ia menjatuhkan
dirinya di atas tanah, sambil menahan nafasnya, ia berpura-pura mati.
Konon, beruang tidak akan tertarik pada orang/hewan yang sudah mati.
Begitu beruang itu mendekat, moncong si
beruang mengendus-endus kepala, hidup, telinga, dan dadanya. Mungkin
karena ia tak bernafas, akhirnya beruang tersebut tak tertarik untuk
memangsanya dan memilih untuk meninggalkannya.
Seketika itupun, setelah beruang tersebut
hilang dari pandangan sahabat yang bersembunyi di atas pohon, iapun
turun dan mendekati temannya yang masih tergole di atas tanah. Setelah
membangunkannya, ia menanyakan apa saja yang dilakukan beruang terhadap
dirinya ketika mengendus-endusnya dan kenapa hewan itu lantas pergi
begitu saja, serasa berkata: "di atas tadi aku lihat beruang itu
mengendus-endus di telingamu cukup lama… apa ia bicara kepadamu?"
Temannya menjawab: "Oh… itu tak penting.
Ia hanya membisikkan kepadaku agar hati-hati memilih teman. Ia heran,
bagaimana aku bisa mengajak teman yang tiba-tiba meninggalkan aku
sendirian ketika mendapatkan kesulitan!".
Itulah kehidupan, kadang kita tidak tahu
dibalik sikap dan pernyataan kesetiaan terhadap teman, tersembunyi sikap
'tega' terhadap teman sendiri pada saat 'kesulitan' datang menimpa
mereka berdua. Nah, apakah anda termasuk sahabat yang 'loncat dan naik
ke atas pohon untuk bersembunyi' atau 'sahabat yang pura-pura mati'
pada saat beruang datang menghadang?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar